Ekstrakulikuler Sebagai Sarana Meminimalisir Kenalakan Remaja

Sumiati (2009), mendefinisikan kenakalan remaja adalah perilaku yang dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial yang belaku di dalam masyarakat.  Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan hukum yang dilakukan oleh remaja. Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab penyimpangan tersebut, mulai dari diri remaja sendiri, kondisi keluarga, pengaruh lingkungan masyarakat, sampai dengan pengaruh teman sebaya. Pengaruh teman sebaya memiliki pengaruh besar terhadap kenakalan remaja karena remaja banyak menghabiskan waktu  dan hampir setiap hari berinteraksi dengan teman sebayanya, sehingga sebagian besar kenakalan remaja dipengaruhi oleh teman sebaya. Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu diwaspadai dan diperhatikan karena banyak bentuk kenakalan remaja yang dapat merugikan orang-orang di sekitarnya.

Permasalahan ini yang menarik tim kami untuk mengetahui gal-hal apa saja yang menyebabkan kenakalan remaja dan solusi apa yang efektif untuk mengurangi dampak kenakalan remaja. Tim kelompok terdiri dari Nidia Ambarwati, Anes Dwi Marsela, Fitiriani Restuningsih, Dicky Muhammad H, melakukan riset untuk project Mata Kuliah Patologi Sosial yang diampu oleh Ibu Agustina Tri Wijayanti, M.Pd.

Fenomena kenakalan remaja merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang sampai saat ini masih menjadi problem terutama bagi para orang tua dan pihak sekolah. Kenakalan yang dilakukan seorang anak mulai muncul ketika sang anak tengah memasuki masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dimana mulai terjadi perubahan fisik maupun psikis yang dialaminya ketika memasuki masa remaja. Ketidakmampuan dalam mengahadapi perubahan dalam diri mereka tersebut menyebabkan mereka melakukan hal-hal yang negatif. Masa remaja identik dengan masa dimana anak mulai melakukan pencarian jati diri, mereka mulai meniru perilaku orang dewasa disekitar mereka tanpa memikirkan terlebih dahulu dampak yang akan ditanggung.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kami di salah satu SMP di Bantul menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yakni intern dan ekstern yang mendorong remaja untuk melakukan kenakalan remaja. Beberapa faktor dari dalam yang dihadapi oleh remaja antara lain sifat kebiasaan dan ketidakdisiplinan siswa yang dibawa dari rumah karena faktanya siswa yang suka membolos, suka jajan di luar, dan suka keluar sekolah adalah siswa yang dari awal mempunyai kebiasaan tidak disiplin. Kebiasaan tersebut bisa terbentuk dari lingkungan keluarga dimana sebagian besar waktu mereka habiskan. Faktor dari luar atau ekstern yang dihadapi siswa salah satunya adalah karena terbukanya kesempatan bagi remaja untuk melakukan kenakalan. Faktor lain yang menyebabkan terjadi kenakalan remaja di SMP ini adalah salah satunya disebakan karena tersedianya tempat parkir di sekitar sekolah. Keberadaan penitipan sepeda motor di SMP tersebut dinyatakan telah resmi oleh kepolisian setempat. Hal ini yang menyebabkan siswa melakukan tindak kenakalan remaja yaitu memolos sekolah. Bahkan banyak siswa yang tidak merasa takut terkena razia motor karena tempat mereke menitipkan sepeda motor telah mendapatkan izin dari pihak kepolisian.

Pihak sekolah sudah memberikan berbagai bentuk penanganan untuk mengurangi kenakalan remaja di SMP ini, namun dari tahun ke tahun upaya ini tidak menunjukkan kemajuan atau cenderung stabil (hampir sama setiap tahunnya). Pihak sekolah sudah melakukan beberapa upaya dintaranya adalah melakukan konseling kepada siswa yang sering melanggar aturan sekolah, melakukan home visit ke rumah siswa, melakukan kerja sama dengan orang tua siswa, bahkan juga melakukan drop out kepada siswa yang sudah melakukan tindak kenkalan remaja khusus ( mengarah pada kriminalitas).

Setelah menemukan penyebab,  dampak, faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja,  maka diharapkan pihak sekolah, orang tua, dan siswa saling bekerja sama guna melakukan tindakan preventif dan represif.  Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Kami juga berharap agar masyarakat lebih peka terhadap hal-hal yang tidak seharusnya terjadi yang dilakukan remaja agar dapat mencegah dan tidak menimbulkan kebiasaan.

Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang dijadikan sebagai contoh yang baik. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya juga sangat diperlukan. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi. Remaja juga harus pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta mampu membentengi diri dengan baik agari tidak dapat terpengaruh dari segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.